Apapun yang kau katakan
Bagaimanapun kau menolaknya
Cinta akan tetap berada di sana
Menunggumu mengakui keberadaannya
-Winda Efendi dalam Remember When-
Itulah cinta, anugerah suci yang Allah berikan kepada kita makhluknya. Namun bagaimana hakikat cinta itu sebenarnya? membuat bahagia atau malah menyakitkan? bagaimanakah cara menyikapinya?
Saya sangat tertarik dengan cerita cinta orang -orang mulia sahabat Nabi yaitu Ali ra dengan Fatimah Azzahrah. Luar biasa.
Diawali dengan kekaguman Ali terhadap kesantunan, kecerdasan, kecekatannya dalam bekerja dan yang paling utama adalah ibadah dari sahabat kecil yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Meski Ali memiliki berbagai alasan untuk mencintai Fatimah, beliau bukanlah orang bodoh yang mengumbar-umbarkan perasaannya. Keimanan yang tetap menjaga prilakunya sehingga beliau selalu berusaha menjaga hatinya. bertahun-tahun cinta itu beliau pendam jauh didalmlubuk hatinya, tak ada seorangpun yang mengetahui bahkan Fatimah.
Saat beliau sudah siap untuk membangun rumah tangga, maka cinta dalam diam itupun ingin di halalkannya. Namun sayang, niat Ali telah didahului oleh Abu Bakar yang sudah
duluan melamar Fatimah. Ali pun harus ikhlas bahwa cintanya selama ini
berakhir pupus. Apalagi Abu Bakar adalah sahabat setia Rasul yang sangat
shalih dan begitu sayang kepada Rasul, dan rasul pun menyayanginya.
Sedangkan Ali merasa dirinya hanyalah seorang pemuda yang miskin.
Sungguh jauh bila dibandingkan dengan seorang mulia seperti Abu Bakar.
Rencana Allah memang sulit ditebak oleh manusia,
ternyata Rasul hanya diam ketika Abu Bakar melamar putri beliau.
Maksudnya, Rasul menolak secara halus lamaran Abu Bakar. Ali pun senang.
Karena masih merasa memiliki kesempatan melamar Fatimah. Maka Ali pun
bergegas ingin segera melamar Fatimah sebelum didahului lagi.
Namun
sungguh sayang sekali, lagi-lagi Ali didahului oleh Umar. Lagi-lagi,
hati Ali tersayat. Ali sangat bersedih. Sama seperti dengan Abu Bakar,
Ali merasa tak ada harapan lagi. Lagipula, apakah cukup dengan cinta ia
akan melamar Fatimah? Karena ia hanyalah seorang pemuda biasa yang
mengharapkan seorang putri Rasul yang luar biasa. Berbeda bila
dibandingkan dengan Umar seorang keturunan bangsawan yang gagah dan
berkharisma. Dan, Ali yakin Fatimah pasti akan bahagia bersama Umar.
Maka
Ali pun hanya bisa bertawakal kepada Allah, semoga dikuatkan dengan
derita cinta yang sedang dialaminya. Kali ini, Ali harus benar-benar
ikhlas dan tegar menghadapi kenyataan itu. Namun Ali adalah pemuda yang
shalih. Ia pun yakin bahwa Allah MahaAdil. Pasti Allah sudah
mempersiapkan pendamping hidup baginya.
Sungguh
rencana Allah memang yang paling indah. Ternyata Rasul menginginkan Ali untuk menjadi suami Fatimah. Karena Rasul sudah
lama tahu bahwa Ali telah lama memendam rasa cinta kepada putrinya. Ali
pun sangat bahagia dan bersyukur. Ia pun langsung melamar Fatimah
melalui Rasul. Meski dengan bermaharkan baju perangnya.
Dan siapa menyangka, bahwa cinta dalam diam bukanlah sepihak namun berbalas. Fatimah pun telah lama mengagumi dan memendam perasaan kepada Ali. Airmata Fatimah
mengalir semakin deras. Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya
dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata
dengan tersedu-sedu, “Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu.
Sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah.” Berkali-kali Fatimah
mengulang kata-katanya.
Aku
memendamnya bertahun-tahun. Sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya.
Tapi aku terlalu takut. Aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah
berikan ini. Aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta
apalagi dahulu aku sering bertemu denganmu. Hatiku bergetar bila
kubertemu denganmu.
Begitulah kisah cintaAli bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad. Subhanallah.
Allah memang Mahaadil. Rencana dan skenario-Nya sangat indah. Ada
beberapa hikmah dari kisah cinta mereka. Ketika Ali merasa belum siap
untuk melangkah lebih jauh dengan Fatimah, maka Ali mencintai Fatimah
dengan diam. Karena diam adalah satu bukti cinta pada seseorang. Diam
memuliakan kesucian diri dan hati sendiri dan orang yang dicintai. Sebab
jika suatu cinta diungkapkan namun belum siap untuk mengikatnya dengan
ikatan yang suci, bisa saja dalam interaksinya akan tergoda lalu
terjerumus kedalam maksiat. Naudzubillah.
Biarlah cinta dalam
diam menjadi hal indah yang bersemayam di sudut hati dan menjadi rahasia
antara hati sendiri dan Allah Sang Maha Penguasa Hati. Yakinlah Allah
Mahatahu para hamba yang menjaga hatinya. Allah juga telah mempersiapkan
imbalan bagi para penjaga hati. Imbalan itu tak lain adalah hati yang
terjaga.
Semoga kisah ini bermanfaat bagi para insan yang
merindukan cinta suci karena-Nya, yang sedang berikhtiar sekuat hatinya,
dan yang saat ini menanti dengan sabar demi menyambut jalan cinta yang
diridhai-Nya.
Lantas bagaimana dengan kita? sesuci itukah cinta yang kita punya?
Cinta tak perna menyakitkan, jika ternyata dia yang kita cinta tak berakhir dengan indah yakinlah Allah telah berikan yang terbaik untuk kita. Simpan ia yang dicinta dalam tempat yang tak seorangpun mengetahuinya, doakan dia disujud malammu. Tapi jangan pernah memaksa Pencipta untuk menjodohkanmu dengannya. Allah telah memiliki skenario untuk
kita jauh sebelum kita dilahirkan di dunia.
Jumat, 31 Oktober 2014
Senin, 27 Oktober 2014
I Remember You-Yui
Tau film Jepang dengan judul Taiyou Na Uta? yah saya tau lagu ini bermula dari sana. awalnya emang ga ngerti maksud lagu ini apa cuma sekedar suka sama melodinya. iseng nyari liriknya dan inilah hasilnya ,,, ^^,
*I REMEMBER YOU*
Kaze
wa mou tsumetai keredo
The wind is cold now
The wind is cold now
Hembusan
angin terasa dingin
Natsukashii sora no nioi ga shitan da
But I could smell the scent of that nostalgic sky
Natsukashii sora no nioi ga shitan da
But I could smell the scent of that nostalgic sky
Mengingatkanku
suasana langit nostalgia
Hoomu kara umi ga mieru
I can see the sea from the platform
Hoomu kara umi ga mieru
I can see the sea from the platform
Dari
tempatku berdiri kulihat lautan
Kono basho de kimi wo sagashiteru
It’s here that I’m searching for you
Kono basho de kimi wo sagashiteru
It’s here that I’m searching for you
Dari
sini aku 'kan menunggumu
Kisetsu hazure no saafuboodo ni
That summer is surely still alive
Kisetsu hazure no saafuboodo ni
That summer is surely still alive
Saat
musim panas dengan papan seluncur ini
Ano natsu wa kitto ikiteru
Ano natsu wa kitto ikiteru
In that surfboard, so out of place in this season
Teringat aku saat-saat itu
Taiyou wa zutto oboete ita hazu sa
The sun surely remembers it all
Teringat aku saat-saat itu
Taiyou wa zutto oboete ita hazu sa
The sun surely remembers it all
Matahari
mengingatkanku seakan baru saja kemarin
Nee kikoeteru?
Can you hear me?
Nee kikoeteru?
Can you hear me?
Nee,
kau dengar aku?
"Namida wa misenai tte" kimi wa sou itte
You said you wouldn’t show tears
"Namida wa misenai tte" kimi wa sou itte
You said you wouldn’t show tears
"Kau
takkan menangis, kan?" katamu padaku
Bokutachi wa futari te wo futta
And we waved to each other
Bokutachi wa futari te wo futta
And we waved to each other
Berdua
saling melambaikan tangan
Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
We didn’t say goodbye so we waved
Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
We didn’t say goodbye so we waved
Hanya
lambaian tangan tanpa ucapan sampai jumpa
Yuuyake ni kieta, ~I Remember You
And you disappeared into the sunset, I remember you
Yuuyake ni kieta, ~I Remember You
And you disappeared into the sunset, I remember you
Kau
telah menghilang, ~Aku Mengingatmu
Sabita GITAA kakaeru tabi ni
Every time I hold my rusty guitar
Sabita GITAA kakaeru tabi ni
Every time I hold my rusty guitar
Setiap
waktu kupeluk GITAR tuamu
Ano uta ga mune no oku wo tsukamu kedo
That song seizes my heart
Ano uta ga mune no oku wo tsukamu kedo
That song seizes my heart
Lagu
itu terdengar hingga ke lubuk hatiku
Ima mo mada saenai hibi
Even now, the days are still gloomy
Ima mo mada saenai hibi
Even now, the days are still gloomy
Kini
hari seakan mendung
Kono basho de boku wa sugoshiteru
It’s here that I’m searching for you
Kono basho de boku wa sugoshiteru
It’s here that I’m searching for you
Dari
sini aku masih menunggumu
Dakedo omoun da dareka no tame ni?
Tetapi kupikir untuk siapa kita hidup?
Kitto bokura wa ikiteru
Kumohon beritahu aku?
Taiyou ga kitto oshiete kuretan da
Dakedo omoun da dareka no tame ni?
Tetapi kupikir untuk siapa kita hidup?
Kitto bokura wa ikiteru
Kumohon beritahu aku?
Taiyou ga kitto oshiete kuretan da
Sang
Surya tolong beritahu aku
Nee kikoeteru?
Can you hear me?
Nee kikoeteru?
Can you hear me?
hei,
kau dengar aku?
"Namida wa misenai tte" kimi wa sou itte
"Namida wa misenai tte" kimi wa sou itte
You said you wouldn’t show tears
"Kau takkan menangis,kan?" katamu padaku
Bokutachi wa futari te wo futta
"Kau takkan menangis,kan?" katamu padaku
Bokutachi wa futari te wo futta
And we waved to each other
Berdua saling melambaikan tangan
Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
We didn’t say goodbye so we waved
Berdua saling melambaikan tangan
Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
We didn’t say goodbye so we waved
Hanya
lambaian tangan tanpa ucapan sampai jumpa
Yuuyake ni kieta, ~I Remember You
And you disappeared into the sunset, I remember you
Yuuyake ni kieta, ~I Remember You
And you disappeared into the sunset, I remember you
Kau
telah menghilang, ~Aku Mengingatmu
Are kara no boku wa aikawarazu dakedo
I’m still the same as I was then
Are kara no boku wa aikawarazu dakedo
I’m still the same as I was then
Sebenarnya
aku masih sama seperti yg dahulu
Hon no sukoshi jishin ga arun da ~yeah...
But I have a little more confidence, yeah…
Hon no sukoshi jishin ga arun da ~yeah...
But I have a little more confidence, yeah…
Tapi
aku akan tetap teguh ~yeah...
Namida wo koraeteru yakusoku dakara
I’m holding back my tears, I promise
Namida wo koraeteru yakusoku dakara
I’m holding back my tears, I promise
Aku
berjanji akan menahan air mataku
Dare yori mo tsuyoku naranakucha
I have to be stronger than anybody
Dare yori mo tsuyoku naranakucha
I have to be stronger than anybody
Aku
akan lebih tabah dari orang lain
Sayonara wa iranai datte me wo tojite
We don’t need to say goodbye, when I close my eyes
Sayonara wa iranai datte me wo tojite
We don’t need to say goodbye, when I close my eyes
Tak
perlu ucap Sampai Jumpa saat kututup mataku
Sugu ni aeru ~I Remember You
I can see you right away, I remember you
Sugu ni aeru ~I Remember You
I can see you right away, I remember you
Kulihat
kau berlalu, ~Aku Mengingatmu
la la la hmm mmm~
la la la hmm mmm~
Aku Tidak Mau Kuliah di sini!!!
Dengan
terpaksa kulalui masa-masa OSPEK yang menyebalkan ini, senior yang sok berkuasa,
uang yang mengalir deras untuk memenuhi tuntutan mereka. Ah... Tak ada satu hal
pun disini yang menyenangkan.
“Mestinya
aku tak lulus ujian masuk disini”, kembali ku mengumpat dalam hati. Kalau saja
keluarga tak mendorongku untuk kuliah disini dijurusan ini aku tak akan pernah
menyentuhny, sedikitpun!. Namun perasaan tak ingin “mengecewakan” mereka yang
berharap penuh padaku maka dengan mengorbankan segalanya aku mencoba dengan
tekad semoga aku tak lulus. Aneh memang disaat semua orang berlomba untuk
menjadi mahasiswa dikampus ini.
Aku
ingin menjadi peneliti atau bahasa kerennya researcher. Meneliti berbagai hal yang membuatku penasaran dari yang
namanya sel sampai organ, aku haus dengan jawaban. Aku ingin berkelana dengan
biduk penasarannku sehingga menemukan muaranya. Yah... Itulah aku sebenarnya,
ambisi, penuh cita-cita dan impian yang diluar kendali.
Namun
sekarang semuanya kandas, impian hanya menjadi mimpi. Dihadapanku kini adalah
seragam putih-biru yang kadang diselingi putih-putih, berbagai teori dan
praktik yang menurutku terpaku dengan panduan-panduan klinik. Banyak kata
mengiringi kerja yang sejatinya itu bukan aku. Aku mencintai hening dan
jemariku menjadi saksi atas setiap tindak prilaku.
Bayangan
kedua orang tua tercinta kemudian menyapa. Hmm.... Sudahlah apa salahnya kucoba
untuk membanggakan mereka, lihat senyum mereka saat tahu aku berhasil menjadi
mahasiwi di kampus ini. Toh ini tak lama, cuma 3 tahun. Kelak akan kembali
kukejar impianku. Begitulah terpatri dalam hati.
Melegakan...
Ospek telah berlalu. Ini adalah hari pertama kuliah, teman baru suasana baru.
Belum ada yang spesial.
“Hai Hana...”, seseorang menyapaku
Kulirik,
“Oh... Hai”, ucapku singkat.
Dia
teman sekelasku dan memiliki nama yang sama denganku, lebih tepatnya panggilan
kecilku. Mungkin itu alasannya menegurku lebih dulu. Susah bersosialisasi
adalah sifat burukku itu alasan kenapa aku belum mempunyai teman sampai hari
ini, hanya orang yang bisa diajak makan kekantin belum tentu teman kan?
Seperti biasa setiap Dosen masuk,
pasti perkenalan terlebih dahulu dan satu hal yang membuatku menjadi pembohong
besar yaitu saat ditanya alasan masuk ke jurusan ini. "Keinginan sendiri
jawabku, munafik". Hei bukan hanya aku banyak juga dikelas ini munafers-munafers
yang bersembunyi dari kata “Keinginan Sendiri”. Dosen lebih tau dari apa yang
kita pikirkan dan mereka tau kebohongan-kebohongan yang kami ucapkan. Namun
ucapan yang tak lain adalah sebuah kekecewaan keluar dari Dosen kami, “Jika
kalian merasa tidak mampu disini, lebih baik keluar lebih awal ini masih belum
terlambat”.
Andai saja aku mampu dan memiliki keberanian lebih untuk bertindak, maka itulah hal yang pertama kulakukan.
Langganan:
Postingan (Atom)