Senin, 27 Oktober 2014

Aku Tidak Mau Kuliah di sini!!!



Dengan terpaksa kulalui masa-masa OSPEK yang menyebalkan ini, senior yang sok berkuasa, uang yang mengalir deras untuk memenuhi tuntutan mereka. Ah... Tak ada satu hal pun disini yang menyenangkan.
“Mestinya aku tak lulus ujian masuk disini”, kembali ku mengumpat dalam hati. Kalau saja keluarga tak mendorongku untuk kuliah disini dijurusan ini aku tak akan pernah menyentuhny, sedikitpun!. Namun perasaan tak ingin “mengecewakan” mereka yang berharap penuh padaku maka dengan mengorbankan segalanya aku mencoba dengan tekad semoga aku tak lulus. Aneh memang disaat semua orang berlomba untuk menjadi mahasiswa dikampus ini.
Aku ingin menjadi peneliti atau bahasa kerennya researcher. Meneliti berbagai hal yang membuatku penasaran dari yang namanya sel sampai organ, aku haus dengan jawaban. Aku ingin berkelana dengan biduk penasarannku sehingga menemukan muaranya. Yah... Itulah aku sebenarnya, ambisi, penuh cita-cita dan impian yang diluar kendali.
Namun sekarang semuanya kandas, impian hanya menjadi mimpi. Dihadapanku kini adalah seragam putih-biru yang kadang diselingi putih-putih, berbagai teori dan praktik yang menurutku terpaku dengan panduan-panduan klinik. Banyak kata mengiringi kerja yang sejatinya itu bukan aku. Aku mencintai hening dan jemariku menjadi saksi atas setiap tindak prilaku.
Bayangan kedua orang tua tercinta kemudian menyapa. Hmm.... Sudahlah apa salahnya kucoba untuk membanggakan mereka, lihat senyum mereka saat tahu aku berhasil menjadi mahasiwi di kampus ini. Toh ini tak lama, cuma 3 tahun. Kelak akan kembali kukejar impianku. Begitulah terpatri dalam hati.
Melegakan... Ospek telah berlalu. Ini adalah hari pertama kuliah, teman baru suasana baru. Belum ada yang spesial.
“Hai Hana...”, seseorang menyapaku
Kulirik, “Oh... Hai”, ucapku singkat.
Dia teman sekelasku dan memiliki nama yang sama denganku, lebih tepatnya panggilan kecilku. Mungkin itu alasannya menegurku lebih dulu. Susah bersosialisasi adalah sifat burukku itu alasan kenapa aku belum mempunyai teman sampai hari ini, hanya orang yang bisa diajak makan kekantin belum tentu teman kan?
            Seperti biasa setiap Dosen masuk, pasti perkenalan terlebih dahulu dan satu hal yang membuatku menjadi pembohong besar yaitu saat ditanya alasan masuk ke jurusan ini. "Keinginan sendiri jawabku, munafik". Hei bukan hanya aku banyak juga dikelas ini munafers-munafers yang bersembunyi dari kata “Keinginan Sendiri”. Dosen lebih tau dari apa yang kita pikirkan dan mereka tau kebohongan-kebohongan yang kami ucapkan. Namun ucapan yang tak lain adalah sebuah kekecewaan keluar dari Dosen kami, “Jika kalian merasa tidak mampu disini, lebih baik keluar lebih awal ini masih belum terlambat”.
Andai saja aku mampu dan memiliki keberanian lebih untuk bertindak, maka itulah hal yang pertama kulakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar