Jumat, 26 Desember 2014

Pulang

Disini aku masih terduduk menikmati sesisa malam, indah sekali ketika cahaya-cahaya itu berpendar di gelapnya malam.
Ah gelap.... Mendengar katanya saja sudah bergidik lantas bagaimana mau melaluinya namun cahaya-cahaya itu mulai berkedip, kecil memang namun ia dengan tangguh bersama yang lainnya mencipta keindahan, membuat gelap menjadi menyenangkan.

Disini aku masih terduduk dipenghujung malam ditemani rinai hujan di balik kaca, bersama atmosfir dingin yang menyelinap dibalik jaket, berlomba bersama pendingin ruangan. Hujan selalu menentramkan, membisikan kejut-kejutan. Sama seperti di hujan siang itu, aku membuat keputusan "Aku Pulang". Jangankan orang lain, aku pun terkejut dengan result yang ku buat.

Bongkahan keegoisan itu meleleh bersama rintik hujan, maaf ibu. Bahagia itu bukan dengan menjadi sesuatu yang HEBAT tapi bahagia adalah ketika hidup kita berarti untuk orang lain dan itu sederhana. Inilah waktunya pulang, menyebar manfaat untuk sesama meski sederhana terutama untuk 2 malaikat yang menunggu dirumah. Menyebar cahaya meski berpendar kecil bukankah akan terlihat indah di pekatnya malam.

Rabu, 03 Desember 2014

Kosong

Mulai kurengkuh mimpiku yang terserak, disini, dikota ini. Ditempat yang jauh dari mereka, jauh dari keridhoannya. Aku mendapatkan yang kumau, namun tak bisa ku pungkiri jika ada sebuah kekosongan dalam diri, ada kebohongan yang sengaja ditutupi. Belenggu itu masih saja menyegel pundakku, bahkan untuk menegakan kepala dan mengatakan "Inilah Aku" saja tak mampu. Ada jiwa-jiwa yang kerontang disini, didalam diri. Lantas kepada otak? Hipotalamus tak kunjung jua menyampaikan pesan-pesannya untuk merespon dengan cepatnya, seperti dulu.
Apa yang salah?
Egoisku?
Sehingga membuat banyak hati tersakiti, atau mungkin karena ku mengutuk kehidupan, sehingga hiduppun melakukan pemberontakan.
Ataukah hubunganku kepada Penciptaku?
Aku ingin pulang saja....
Menghamburkan pelukan kepada wanita mulia itu dan mengatakan maaf untuk egoisku, maaf untuk durhakaku, maaf tak hiraukan sendirimu, tak acuhkan rindumu, berpura-pura tak tahu apapun dan semuanya baik-baik saja.
Sungguh aku sangat merindukanmu, merindukan hangatnya pelukan dibawah ketiakmu, rindu teriakanmu setiap hari, rindu mencium tangan lemahmu. Yah aku rindu.
Untuk seseorang disisimu, kutau betapa khawatirnya dirimu kepada orang yang keras kepala seperti aku, betapa kau mengerti mimpi dan impianku, dan kutau kaupun aku menjadi yang kumau. Tapi...??
Aku berpura-pura untuk tidak tau, berpura-pura aku baik dengan pilihanku. Berpura-pura aku baik-baik saja tanpa kalian. Aku salah, aku lemah, dan aku kalah.

Kamis, 13 November 2014

Ah.... Mimpi

Kemana kaki melangkah semua terasa berat dan penat, ribuan ton beban mendera kepala dan melumpuhkan pikiran.Bisakah mengerti untuk kali ini saja? hanya sekali ini kumohon. Cinta? tak perlu kata untuk mengungkapkannya. Aku mencintai mereka demi Allah aku mencintainya, mimpi ini pun sebagai ungkapan cinta yang tak kan pernah terbalas dengan apapun di dunia.

Namun...
Haruskah kubuang lagi mimpi yang berulang kali jatuh bangun ini? berapa kali aku harus menyesali diri, mengapa begini, harus seperti ini dan kenapa aku??
setelah kejadian demi kejadian datang, sulit sekali rasanya menerima.
Berjalan kearah yang tak pernah ingin kutuju, menegakan kepala dan mengatakan"Aku Tak Apa-apa". Sulit sekali rasanya Tuhan.

Janji Mu, aku yakin janji Mu Allah. Bahwa disetiap kesulitan akan Engkau berikan kemudahan setelahnya. Pun mimpi-mimpi ini, hanya saja tolong Enggkau berikan petunjuk untuk kumenerimanya. Yah menerima.....

Jumat, 31 Oktober 2014

Tentang Cinta

Apapun yang kau katakan
Bagaimanapun kau menolaknya
Cinta akan tetap berada di sana 
Menunggumu mengakui keberadaannya
-Winda Efendi dalam Remember When-

Itulah cinta, anugerah suci yang Allah berikan kepada kita makhluknya. Namun bagaimana hakikat cinta itu sebenarnya? membuat bahagia atau malah menyakitkan? bagaimanakah cara menyikapinya?
Saya sangat tertarik dengan cerita cinta orang -orang mulia sahabat Nabi yaitu Ali ra dengan Fatimah Azzahrah. Luar biasa.

Diawali dengan kekaguman Ali terhadap kesantunan, kecerdasan, kecekatannya dalam bekerja dan yang paling utama adalah ibadah dari sahabat kecil yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Meski Ali memiliki berbagai alasan untuk mencintai Fatimah, beliau bukanlah orang bodoh yang mengumbar-umbarkan perasaannya. Keimanan yang tetap menjaga prilakunya sehingga beliau selalu berusaha menjaga hatinya. bertahun-tahun cinta itu beliau pendam jauh didalmlubuk hatinya, tak ada seorangpun yang mengetahui bahkan Fatimah.

Saat beliau sudah siap untuk membangun rumah tangga, maka cinta dalam diam itupun ingin di halalkannya. Namun sayang, niat Ali telah didahului oleh Abu Bakar yang sudah duluan melamar Fatimah. Ali pun harus ikhlas bahwa cintanya selama ini berakhir pupus. Apalagi Abu Bakar adalah sahabat setia Rasul yang sangat shalih dan begitu sayang kepada Rasul, dan rasul pun menyayanginya. Sedangkan Ali merasa dirinya hanyalah seorang  pemuda yang miskin. Sungguh jauh bila dibandingkan dengan seorang mulia seperti Abu Bakar.

Rencana Allah memang sulit ditebak oleh manusia, ternyata Rasul hanya diam ketika Abu Bakar melamar putri beliau. Maksudnya, Rasul menolak secara halus lamaran Abu Bakar. Ali pun senang. Karena masih merasa memiliki kesempatan melamar Fatimah. Maka Ali pun bergegas ingin segera melamar Fatimah sebelum didahului lagi.

Namun sungguh sayang sekali, lagi-lagi Ali didahului oleh Umar. Lagi-lagi, hati Ali tersayat. Ali sangat bersedih. Sama seperti dengan Abu Bakar, Ali merasa tak ada harapan lagi. Lagipula, apakah cukup dengan cinta ia akan melamar Fatimah? Karena ia hanyalah seorang pemuda biasa yang mengharapkan seorang putri Rasul yang luar biasa. Berbeda bila dibandingkan dengan Umar seorang keturunan bangsawan yang gagah dan berkharisma. Dan, Ali yakin Fatimah pasti akan bahagia bersama Umar.

Maka Ali pun hanya bisa bertawakal kepada Allah, semoga dikuatkan dengan derita cinta yang sedang dialaminya. Kali ini, Ali harus benar-benar ikhlas dan tegar menghadapi kenyataan itu. Namun Ali adalah pemuda yang shalih. Ia pun yakin bahwa Allah MahaAdil. Pasti Allah sudah mempersiapkan pendamping hidup baginya.

Sungguh rencana Allah memang yang paling indah. Ternyata Rasul menginginkan Ali untuk menjadi suami Fatimah. Karena Rasul sudah lama tahu bahwa Ali telah lama memendam rasa cinta kepada putrinya. Ali pun sangat bahagia dan bersyukur. Ia pun langsung melamar Fatimah melalui Rasul. Meski dengan bermaharkan baju perangnya.

Dan siapa menyangka, bahwa cinta dalam diam bukanlah sepihak namun berbalas. Fatimah pun telah lama mengagumi dan memendam perasaan kepada Ali. Airmata Fatimah mengalir semakin deras. Fatimah tak kuat lagi membendung rasa bahagianya dan Fatimah langsung memeluk Ali dengan erat. Lalu Fatimah pun berkata dengan tersedu-sedu, “Wahai Ali, demi Allah aku sangat mencintaimu. Sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah.” Berkali-kali Fatimah mengulang kata-katanya.
Aku memendamnya bertahun-tahun. Sudah sejak lama aku ingin mengungkapkannya. Tapi aku terlalu takut. Aku tak ingin menodai anugerah cinta yang Allah berikan ini. Aku pun tahu bagaimana beratnya memendam rasa cinta apalagi dahulu aku sering bertemu denganmu. Hatiku bergetar bila kubertemu denganmu.



Begitulah kisah cintaAli bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad. Subhanallah. Allah memang Mahaadil. Rencana dan skenario-Nya sangat indah. Ada beberapa hikmah dari kisah cinta mereka. Ketika Ali merasa belum siap untuk melangkah lebih jauh dengan Fatimah, maka Ali mencintai Fatimah dengan diam.  Karena diam adalah satu bukti cinta pada seseorang. Diam memuliakan kesucian diri dan hati sendiri dan orang yang dicintai. Sebab jika suatu cinta diungkapkan namun belum siap untuk mengikatnya dengan ikatan yang suci, bisa saja dalam interaksinya akan tergoda lalu terjerumus kedalam maksiat. Naudzubillah.

Biarlah cinta dalam diam menjadi hal indah yang bersemayam di sudut hati dan menjadi rahasia antara hati sendiri dan Allah Sang Maha Penguasa Hati. Yakinlah Allah Mahatahu para hamba yang menjaga hatinya. Allah juga telah mempersiapkan imbalan bagi para penjaga hati. Imbalan itu tak lain adalah hati yang terjaga.

Semoga kisah ini bermanfaat bagi para insan yang merindukan cinta suci karena-Nya, yang sedang berikhtiar sekuat hatinya, dan yang saat ini menanti dengan sabar demi menyambut jalan cinta yang diridhai-Nya.


Lantas bagaimana dengan kita? sesuci itukah cinta yang kita punya?

Cinta tak perna menyakitkan, jika ternyata dia yang kita cinta tak berakhir dengan indah yakinlah Allah telah berikan yang terbaik untuk kita. Simpan ia yang dicinta dalam tempat yang tak seorangpun mengetahuinya, doakan dia disujud malammu. Tapi jangan pernah memaksa Pencipta untuk menjodohkanmu dengannya. Allah telah memiliki skenario untuk
kita jauh sebelum kita dilahirkan di dunia.  

Senin, 27 Oktober 2014

I Remember You-Yui

Tau film Jepang dengan judul Taiyou Na Uta? yah saya tau lagu ini bermula dari sana. awalnya emang ga ngerti maksud lagu ini apa cuma sekedar suka sama melodinya. iseng nyari liriknya dan inilah hasilnya ,,, ^^,


*I REMEMBER YOU* 

Kaze wa mou tsumetai keredo
The wind is cold now
Hembusan angin terasa dingin

Natsukashii sora no nioi ga shitan da
But I could smell the scent of that nostalgic sky
Mengingatkanku suasana langit nostalgia

Hoomu kara umi ga mieru
I can see the sea from the platform
Dari tempatku berdiri kulihat lautan

Kono basho de kimi wo sagashiteru
It’s here that I’m searching for you
Dari sini aku 'kan menunggumu

Kisetsu hazure no saafuboodo ni
That summer is surely still alive
Saat musim panas dengan papan seluncur ini

Ano natsu wa kitto ikiteru
In that surfboard, so out of place in this season
Teringat aku saat-saat itu

Taiyou wa zutto oboete ita hazu sa
The sun surely remembers it all
Matahari mengingatkanku seakan baru saja kemarin

Nee kikoeteru?
Can you hear me?
Nee, kau dengar aku?

"Namida wa misenai tte" kimi wa sou itte
You said you wouldn’t show tears
"Kau takkan menangis, kan?" katamu padaku

Bokutachi wa futari te wo futta
And we waved to each other
Berdua saling melambaikan tangan

Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
We didn’t say goodbye so we waved
Hanya lambaian tangan tanpa ucapan sampai jumpa

Yuuyake ni kieta, ~I Remember You
And you disappeared into the sunset, I remember you
Kau telah menghilang, ~Aku Mengingatmu

Sabita GITAA kakaeru tabi ni
Every time I hold my rusty guitar
Setiap waktu kupeluk GITAR tuamu

Ano uta ga mune no oku wo tsukamu kedo
That song seizes my heart
Lagu itu terdengar hingga ke lubuk hatiku

Ima mo mada saenai hibi
Even now, the days are still gloomy
Kini hari seakan mendung

Kono basho de boku wa sugoshiteru
It’s here that I’m searching for you
Dari sini aku masih menunggumu

Dakedo omoun da dareka no tame ni?
Tetapi kupikir untuk siapa kita hidup?

Kitto bokura wa ikiteru
Kumohon beritahu aku?

Taiyou ga kitto oshiete kuretan da
Sang Surya tolong beritahu aku

Nee kikoeteru?
Can you hear me?
hei, kau dengar aku?

"Namida wa misenai tte" kimi wa sou itte
You said you wouldn’t show tears
"Kau takkan menangis,kan?" katamu padaku

Bokutachi wa futari te wo futta
And we waved to each other
Berdua saling melambaikan tangan

Sayonara wa iwanai dakara te wo futta
We didn’t say goodbye so we waved
Hanya lambaian tangan tanpa ucapan sampai jumpa

Yuuyake ni kieta, ~I Remember You
And you disappeared into the sunset, I remember you
Kau telah menghilang, ~Aku Mengingatmu

Are kara no boku wa aikawarazu dakedo
I’m still the same as I was then
Sebenarnya aku masih sama seperti yg dahulu

Hon no sukoshi jishin ga arun da ~yeah...
But I have a little more confidence, yeah…
Tapi aku akan tetap teguh ~yeah...

Namida wo koraeteru yakusoku dakara
I’m holding back my tears, I promise
Aku berjanji akan menahan air mataku

Dare yori mo tsuyoku naranakucha
I have to be stronger than anybody
Aku akan lebih tabah dari orang lain

Sayonara wa iranai datte me wo tojite
We don’t need to say goodbye, when I close my eyes
Tak perlu ucap Sampai Jumpa saat kututup mataku

Sugu ni aeru ~I Remember You
I can see you right away, I remember you
Kulihat kau berlalu, ~Aku Mengingatmu

la la la hmm mmm~

Aku Tidak Mau Kuliah di sini!!!



Dengan terpaksa kulalui masa-masa OSPEK yang menyebalkan ini, senior yang sok berkuasa, uang yang mengalir deras untuk memenuhi tuntutan mereka. Ah... Tak ada satu hal pun disini yang menyenangkan.
“Mestinya aku tak lulus ujian masuk disini”, kembali ku mengumpat dalam hati. Kalau saja keluarga tak mendorongku untuk kuliah disini dijurusan ini aku tak akan pernah menyentuhny, sedikitpun!. Namun perasaan tak ingin “mengecewakan” mereka yang berharap penuh padaku maka dengan mengorbankan segalanya aku mencoba dengan tekad semoga aku tak lulus. Aneh memang disaat semua orang berlomba untuk menjadi mahasiswa dikampus ini.
Aku ingin menjadi peneliti atau bahasa kerennya researcher. Meneliti berbagai hal yang membuatku penasaran dari yang namanya sel sampai organ, aku haus dengan jawaban. Aku ingin berkelana dengan biduk penasarannku sehingga menemukan muaranya. Yah... Itulah aku sebenarnya, ambisi, penuh cita-cita dan impian yang diluar kendali.
Namun sekarang semuanya kandas, impian hanya menjadi mimpi. Dihadapanku kini adalah seragam putih-biru yang kadang diselingi putih-putih, berbagai teori dan praktik yang menurutku terpaku dengan panduan-panduan klinik. Banyak kata mengiringi kerja yang sejatinya itu bukan aku. Aku mencintai hening dan jemariku menjadi saksi atas setiap tindak prilaku.
Bayangan kedua orang tua tercinta kemudian menyapa. Hmm.... Sudahlah apa salahnya kucoba untuk membanggakan mereka, lihat senyum mereka saat tahu aku berhasil menjadi mahasiwi di kampus ini. Toh ini tak lama, cuma 3 tahun. Kelak akan kembali kukejar impianku. Begitulah terpatri dalam hati.
Melegakan... Ospek telah berlalu. Ini adalah hari pertama kuliah, teman baru suasana baru. Belum ada yang spesial.
“Hai Hana...”, seseorang menyapaku
Kulirik, “Oh... Hai”, ucapku singkat.
Dia teman sekelasku dan memiliki nama yang sama denganku, lebih tepatnya panggilan kecilku. Mungkin itu alasannya menegurku lebih dulu. Susah bersosialisasi adalah sifat burukku itu alasan kenapa aku belum mempunyai teman sampai hari ini, hanya orang yang bisa diajak makan kekantin belum tentu teman kan?
            Seperti biasa setiap Dosen masuk, pasti perkenalan terlebih dahulu dan satu hal yang membuatku menjadi pembohong besar yaitu saat ditanya alasan masuk ke jurusan ini. "Keinginan sendiri jawabku, munafik". Hei bukan hanya aku banyak juga dikelas ini munafers-munafers yang bersembunyi dari kata “Keinginan Sendiri”. Dosen lebih tau dari apa yang kita pikirkan dan mereka tau kebohongan-kebohongan yang kami ucapkan. Namun ucapan yang tak lain adalah sebuah kekecewaan keluar dari Dosen kami, “Jika kalian merasa tidak mampu disini, lebih baik keluar lebih awal ini masih belum terlambat”.
Andai saja aku mampu dan memiliki keberanian lebih untuk bertindak, maka itulah hal yang pertama kulakukan.

Kamis, 15 Mei 2014

M-A-L-U

Kemana muka ini harus kusembunyikan wahai Ayah Bunda........
Malu belum ada yang mampu ke persembahkan untuk kalian, menghilang ntah dimana bungsu mu yang begitu gemilang di masa lalu nya, yang penuh prestasi di persembahkannya. Namun  itu di masa lalu yang telah hilang oleh waktu.
Pergi kemana pribadi penuh semangat itu, pribadi penuh tanggung jawab dan tak akan mengeluh setiap saat. kini pribadi itu memutar penuh derajat perubahan menjadi 360. Yang ada hanyalah orang yang pandai sekali menyalahkan ntah itu keadaan maupun teman, pribadi yang penuh ketakutan dan hilang kepercaya diriaan. Semua telah hilang, musnah tak ada yang tersisa dari kegemilangan masa lalunya.

Kamis, 20 Maret 2014

Teman??


Apa khabar senjaku???
Berapa lama kau tak kusapa?? Saking asyiknya dengan embun-embun pagi lupa dengan penghujung hari yang jauh lebih menyenangkan.......
Ahh mungkin kau bosan bukan, karena aku hanya datang saat jutaan kesah membuncah. 
Cukup lama aku tak merasakan perasaan ini lagi, perasaan marah bercampur kecewa. Sebenarnya ada apa dengan diri ini???
Rasa tak percaya, bagaimana mungkin dia? 
Seseorang yang begitu ku percaya, bukankah aku telah begitu terbuka tentang segalanya? 
Bukankah dia tahu situasi dan ceritanya?? 
Lantas kenapa begitu??? 
Mengapa harus bersikap seperti itu???? 
Aneh!!!
Yah, aku menyadarinya beberapa waktu yang lalu. Namun pikiran ini masih ingin berkompromi kalau itu hanya ilusi, sekali lagi itu ILUSI. Tapi ternyata tidak, kau memang benar-benar begitu bahkan seperti lebih hina dari yang kupikirkan. TEGA!!!

Kamis, 13 Maret 2014

Kutitip sekeping rindu bersama hujan


Kutitip sekeping rindu bersama hujan

Langit masih dengan anggunnya
Menurunkan tetes demi tetes air yang tak perna sanggup ku hitung
Hanya mampu kupandangi dan kurasai sejuknya
Sejenak membasuh luka tentang sebuah rasa
Kala itu ku menghampirimu dengan tawaran
Persaudaraan yang begitu menyejukan
Dan kutambahkan setetes madu agar terasa manis
Waktu berlalu ternyata madu itu tak cukup ampuh
Mempertahankan sebuah keharmonisan pada kita
Ada marah, kadang hadir kecewa bahkan air mata
Saat itu yang kurasa hanya sesak
Dan ingin kuteriak
Tapi aku hanya bisu
Seperti malam bertemankan pekat
Sampai akhirnya kumenyadari suatu hal
Ada rasa yang dia datang bersama angin,
dia datang bersama mimpi,
dia datang bersama keresahan,
dalam kecemasan, dalam teka-teki,
dan dalam rindu yang tak tertahan.
sejenak aku ingin pergi, menjauhi bayangan
inikah jawaban dari pertanyaan yang tak mampu kujawab???
Sadarkah??
kau selalu menawarkan hujan disaat gurun dengan teriknya
Kau tawarkan
seiring waktu puzle-puzle yang terpisah
menemukan muaranya 
*200113-22.05