Kamis, 13 Maret 2014

Kutitip sekeping rindu bersama hujan


Kutitip sekeping rindu bersama hujan

Langit masih dengan anggunnya
Menurunkan tetes demi tetes air yang tak perna sanggup ku hitung
Hanya mampu kupandangi dan kurasai sejuknya
Sejenak membasuh luka tentang sebuah rasa
Kala itu ku menghampirimu dengan tawaran
Persaudaraan yang begitu menyejukan
Dan kutambahkan setetes madu agar terasa manis
Waktu berlalu ternyata madu itu tak cukup ampuh
Mempertahankan sebuah keharmonisan pada kita
Ada marah, kadang hadir kecewa bahkan air mata
Saat itu yang kurasa hanya sesak
Dan ingin kuteriak
Tapi aku hanya bisu
Seperti malam bertemankan pekat
Sampai akhirnya kumenyadari suatu hal
Ada rasa yang dia datang bersama angin,
dia datang bersama mimpi,
dia datang bersama keresahan,
dalam kecemasan, dalam teka-teki,
dan dalam rindu yang tak tertahan.
sejenak aku ingin pergi, menjauhi bayangan
inikah jawaban dari pertanyaan yang tak mampu kujawab???
Sadarkah??
kau selalu menawarkan hujan disaat gurun dengan teriknya
Kau tawarkan
seiring waktu puzle-puzle yang terpisah
menemukan muaranya 
*200113-22.05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar